Pemerintah Desa Balantang Gelar Sosialisasi PATBM

Luwu Timur, Chaneltipikor.com – Pemerintah Desa Balantang bersama masyarakat menggelar kegiatan Sosialisasi Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dengan mengangkat tema “Desa Peduli Anak, Desa Tanpa Kekerasan” di Halaman Kantor Desa Balantang, Kecamatam Malili. Selasa (9/9/2025).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ziadah dan Witrijani dari organisasi Save The Children, yang memberikan materi terkait pentingnya peran masyarakat dalam menciptakan lingkungan ramah anak serta mencegah segala bentuk kekerasan terhadap anak.

Dalam paparannya, Ziadah menekankan bahwa PATBM merupakan gerakan masyarakat yang dibangun dari, oleh, dan untuk masyarakat, guna memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan aman, sehat, serta terbebas dari kekerasan.

“Perlindungan anak bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama. Orang tua, tokoh masyarakat, hingga pemuda desa harus berperan aktif dalam mencegah dan menanggulangi kekerasan terhadap anak,” jelasnya.

Sementara itu, Witrijani dari Save The Children mengajak seluruh peserta agar lebih peduli terhadap hak-hak anak. Ia juga menyampaikan beberapa strategi pencegahan, seperti penguatan pola asuh positif, membangun komunikasi sehat dalam keluarga, serta menyediakan ruang aman bagi anak di desa.

“Jika kita ingin desa menjadi maju, maka pastikan anak-anak kita tumbuh dengan bahagia tanpa rasa takut. Anak yang terlindungi akan menjadi generasi penerus yang kuat,” ungkapnya.

Mas’ang selaku Pj Kepala Desa Balantang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia berharap melalui sosialisasi PATBM, kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk menjaga anak-anak dari segala bentuk ancaman kekerasan, baik fisik, psikis, maupun kekerasan berbasis daring.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua BPD dan Anggota BPD Balantang, Babinsa Desa Balantang, Masyarakat, kader PKK, karang taruna, Kader Kesehatan serta tokoh agama serta Siswa-Siswi SDN 223 Balantang.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan Desa benar-benar menjadi “Desa Peduli Anak, Desa Tanpa Kekerasan”, sekaligus menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya mewujudkan lingkungan yang aman, ramah, dan layak bagi tumbuh kembang anak. (***)