Sidrap, Chaneltipikor.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin angkatan 114 yang ditempatkan di Desa Bapangi, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), kembali menunjukkan inovasi kreatif berbasis lingkungan dan potensi lokal. Lewat program kerja unggulan, mereka memperkenalkan “Britoja” atau Briket Tongkol Jagung, bahan bakar alternatif ramah lingkungan yang dibuat dari limbah pertanian berupa tongkol jagung.
Tongkol jagung yang selama ini dianggap limbah dan hanya dibuang begitu saja, kini disulap menjadi produk bermanfaat sebagai sumber energi pengganti kayu bakar atau arang. Inovasi ini tidak hanya memberikan solusi energi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha kreatif di tingkat desa.
Koordinator program, Sriwulandari, menjelaskan bahwa ide ini muncul setelah melihat banyaknya sisa panen jagung di Desa Bapangi yang belum dimanfaatkan secara optimal.
“Kami melihat bahwa tongkol jagung di sini melimpah dan seringkali hanya dibakar atau dibuang. Padahal, jika diolah menjadi briket, nilainya bisa meningkat dan berguna sebagai bahan bakar untuk memasak,” jelasnya.
Proses pembuatan Britoja dimulai dari pengeringan tongkol jagung, kemudian dihancurkan hingga menjadi serbuk kasar. Serbuk tersebut kemudian dicampur dengan perekat alami seperti tepung kanji atau tanah liat, dibentuk menggunakan cetakan sederhana, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga padat dan siap digunakan.
Briket ini memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya lebih tahan lama dibandingkan kayu bakar, asap yang dihasilkan lebih sedikit, serta memanfaatkan limbah pertanian yang tersedia melimpah secara lokal. Selain itu, proses pembuatannya tergolong mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat dengan peralatan sederhana.
Kegiatan ini melibatkan warga secara langsung melalui pelatihan pembuatan briket yang diadakan di balai desa. Warga tampak antusias mengikuti setiap tahapan, bahkan beberapa di antaranya tertarik untuk mencoba memproduksi secara mandiri di rumah.
Salah satu peserta pelatihan, Ibu Kartini, mengaku terinspirasi. “Biasanya tongkol jagung hanya kami buang atau bakar di kebun. Tapi setelah lihat langsung cara bikin briket, kami sadar ini bisa jadi peluang baru untuk usaha kecil,” ujarnya.
Kepala Desa Bapangi, Ibu Hj. Rusnah Tappa menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa KKN Unhas.
“Kami sangat mendukung program seperti ini karena selain ramah lingkungan, juga bisa menjadi alternatif ekonomi bagi warga desa,” tuturnya.
Dengan semangat memberdayakan masyarakat melalui pendekatan teknologi tepat guna, mahasiswa KKN-T 114 Unhas berharap Britoja dapat menjadi solusi energi yang terjangkau, sekaligus upaya pengelolaan limbah pertanian yang berkelanjutan di Desa Bapangi. (***)