Sulteng, Chaneltipikor.com – Bantuan Sosial (Bansos) dalam program Gerakan Cepat (Gercep) sebanyak Rp.10 juta per Kepala Keluarga (KK) di Desa Siwli Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulteng, diduga ada pemotongan oleh Juniar kades Siweli.
Hal itu disampaikan Rahman Ketua Komisi Cabang (Korcab) Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah Dan Keadilan (LP-KPK) Kabupaten Donggala dalam rilis hasil investigasinya.
Menurut Rahman, Kades Siweli bukan hanya melakukan pemotongan terhadap Bansos Gercep, tetapi melakukan pengancaman terhadap masyarakat penerima manfaat.
“Ibu Juniar bukan cuma sunat dana bantuan tapi juga mengancam penerima manfaat dan itu ada rekmannya,” terang Rahman.
Selain itu kata Rahman pengentasan kemisikinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Dalam penyaluran Bantuan sosial usaha ekonomi produktif Kepada Masyarakat siweli, banyak menemukan kejanggalan.
Dalam hasil penelusuran lanjut Rahman, berdasarkan keterangan masyarakat penerima penerima manfaat, ditemukan sejumlah bukti pemotongan dana Bansos yang dilakukan oleh Kades Siweli.
“Uang hanya di tulis tangan di buku rekening Bank Sulteng tidak lagi mencapai 10 juta,” katanya.
Rahman mencontohkan, harga pembelanjaan sangat tinggi, di mana harga sendok Rp.300 ribu perlusin, Meja Rp.1 juta yang tidak sesuai fisik kondisi mejanya. Sementara harga pasaran sendok Rp.20 ribu perlusin dan meja Rp. 250 sampai Rp.500 ribu per unit.
Rahman menambahkan, sebanyak 117 masyarakat penerima manfaat di Desa Siweli yang mendapat bantuan Gercep sebesar 10 juta per KK, mengeluh dengan apa yang dilakukan oleh kadesnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Ibu Juniar selaku Kades Siweli belum memberikan penjelasan terkait dugaan yang dituduhkan pada dirinya.(Tim)