Dua Kades di Luwu Timur Paparkan Program Ketahanan Pangan di Hadapan Tim Penilai Provinsi

Makassar, Chaneltipikor.com – Dua kepala desa dari Kabupaten Luwu Timur, yakni Penjabat Kepala Desa Kertoraharjo Kecamatan Tomoni Timur, I Wayan Darmayasa, dan Kepala Desa Kalatiri Kecamatan Burau, Salim, mempresentasikan program ketahanan pangan yang diterapkan di wilayah mereka dalam ajang penilaian lomba desa ketahanan pangan tingkat Provinsi Sulawesi Selatan 2024.

Presentasi tersebut dilaksanakan pada Kamis (10/10) di Aula Kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, termasuk Camat Tomoni Timur, Koordinator BPP Burau dan Tomoni Timur, serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari kedua desa. Hadir pula Sekretaris Desa, tim PKK, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Drs. Andi Muhammad Arsyad, M.Si., menjelaskan bahwa lomba desa ketahanan pangan ini merupakan yang pertama kali digelar. Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana implementasi tiga pilar ketahanan pangan di desa, yaitu ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dan pemanfaatan pangan.

“Selamat kepada Desa Kalatiri dan Desa Kertoraharjo yang berhasil masuk sepuluh besar. Ini menunjukkan bahwa desa-desa ini layak disebut sebagai desa ketahanan pangan. Kami akan memilih tiga desa terbaik, dan saya berharap kedua desa ini dapat meraih posisi juara satu, dua, atau tiga,” ujar Andi Arsyad.

Ia menambahkan bahwa para juara akan diundang pada puncak perayaan HUT Sulsel untuk menerima penghargaan yang akan diserahkan langsung oleh Gubernur.

Penilaian lomba ini diawali dengan pemutaran video berdurasi lima menit yang menggambarkan kondisi ketahanan pangan di masing-masing desa. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi selama sepuluh menit, serta sesi tanya jawab dengan tim penilai. Beberapa aspek yang dinilai meliputi penguasaan materi, regulasi, kelembagaan, proporsi anggaran yang dialokasikan untuk ketahanan pangan, inovasi, dan partisipasi masyarakat.

Penjabat Kepala Desa Kertoraharjo, I Wayan Darmayasa, menjadi pembicara pertama. Ia memaparkan berbagai inisiatif yang telah dilakukan untuk memperkuat ketahanan pangan di desanya, mulai dari pengelolaan sumber daya lokal hingga penguatan kelembagaan desa.

“Gotong royong merupakan salah satu kearifan lokal yang masih terpelihara di Desa Kertoraharjo dan telah menjadi budaya yang mendukung ketahanan pangan,” ungkapnya.

Selanjutnya, Kepala Desa Kalatiri, Salim, memaparkan kondisi ketahanan pangan di desanya. Menurutnya, ketersediaan pangan di Desa Kalatiri dalam kondisi baik berkat dukungan sarana dan prasarana pertanian yang memadai serta kegiatan peternakan dan budidaya ikan.

“Kelompok wanita tani dan PKK juga turut berperan dalam pemanfaatan pekarangan untuk menanam sayuran,” tambah Salim. (***)