Luwu Timur, Chaneltipikor.com – Upaya pencegahan stunting terus digencarkan. Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan menggelar fasilitasi dan pembinaan teknis bidang pengasuhan anak usia dini serta pemantauan program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Kantor Camat Tomoni Timur, Rabu (10/9/2025). Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penguatan Satyagatra di Balai Penyuluh KB Tomoni Timur.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah pejabat dan tenaga teknis dari BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan antara lain :
Drs. Ihsan, M.Si, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya
Nathalia Debora Sidabutar, SKM., M.I.Kom, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda
Yusitriani, SKM, Penata Kependudukan Ahli Pertama
Rahmatsyah Said, SKM., M.Kes, Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Muda
Chaeruddin, Operator Layanan Operasional
Selain itu hadir pula Ketua Tim Kerja KBKR, Ketua Tim Kerja Balnak Remaja, pengurus DPD IPeKB, Kabid DPPKB Kabupaten Luwu Timur, para kader BKB, pengelola Satyagatra, serta PLKB/PKB Kecamatan Tomoni Timur.
Ketua Tim BKKBN Sulsel, Drs. Ihsan, M.Si, menegaskan bahwa penerapan 10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci utama dalam pengendalian stunting.
“Mulai dari persalinan yang ditangani tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, penimbangan balita rutin, hingga kebiasaan sehari-hari seperti mencuci tangan dengan sabun, konsumsi sayur dan buah, serta tidak merokok di dalam rumah, semua itu berperan penting menurunkan risiko stunting,” jelasnya.
Camat Tomoni Timur, Yulius, yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan, turut mengapresiasi kegiatan ini. Ia menekankan bahwa saat ini tercatat ada 50 kasus stunting di wilayahnya.
“Harapannya, tidak ada penambahan, bahkan jumlahnya bisa ditekan dengan mengoptimalkan program 1000 HPK di setiap keluarga,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, BKKBN berharap para kader BKB dan penyuluh KB di Tomoni Timur tidak hanya memahami konsep pengasuhan 1000 HPK, tetapi juga mampu menguatkan peran Satyagatra sebagai wadah pengelolaan keluarga sejahtera yang berkelanjutan. (***)